RESENSI BUKU MOVE ON GARIS KERAS




Resep Move On dan Melupakan Mantan

Judul : Move On Garis Keras
Penulis : Furqonie Akbar, Utami Pratiwi, Ghina Oksa, Kimfricung, Reza Nufa
Penerbit : Ping, Yogyakarta
Cetakan : I, April 2016
Tebal : 180 Halaman
ISBN : 978-602-391-107-3
Harga : Rp 38.000,-

Ada banyak hal yang tak bisa kita lupakan begitu saja dalam hidup ini. Salah satunya kenangan. Apa pun kenangannya, pastilah sulit untuk melupakannya. Begitu pula kenangan bersama teman hidup–kekasih, pacar, suami-istri, yang kini telah menjadi mantan.

Bagi sebagian orang, suatu kenangan akan mereka simpan rapat-rapat. Bagi sebagian lain, berusaha untuk membuangnya jauh-jauh, bahkan kalau perlu menghilangkan semuanya dari ingatan, selama-lamanya. Sialnya, niatan awal membuang kenangan, justru yang terjadi malahan sebaliknya–mengingatnya lagi dan lagi.

Kenangan-kenangan yang demikian, tentu akan sangat sulit dilupakan oleh siapa pun. Akibatnya, banyak orang yang kemudian tak bisa bangkit karena terlalu terlena dengan kenagan tersebut. Hingga pada akhirnya tak bisa move on lagi.

Nah, secara khusus buku Move On Garis Keras yang ditulis oleh lima penulis lintas generasi ini berupaya membagi kisah-kisah masa lalu yang mereka alami, khususnya kenangan bersama mantan yang menyebabkan mereka “sempat” mengalami gagal move on hingga pada akhirnya bisa bangkit dan meraih masa depan yang gemilang. Sehingga, dari kisah mereka, kita bisa memetik pelajaran dan berbagai tips untuk bisa bangkit dari keterpurukan, khususnya melupakan “mantan” itu tadi.

Hidup harus tetap berlanjut dan kamu punya hak untuk memperjuangkan punyamu. Jangan biarkan siapa pun, terutama mantanmu, menyeretmu ke masa lalu. Ini bukan tega, hanya rela (halaman 159)

Jika dipikir dalam-dalam, sebenarnya untuk apa kita sedemikian terpuruknya hanya karena menangisi kenangan bersama “mantan” tersebut? Sakit hati. Iya, semua kita mengerti akan hal itu. Tetapi, jika terus mengikuti dan membiarkannya, hal itu tentu akan memperbudak kita selama-lamanya. Kalau sudah begitu, celakalah kita, hancurlah masa depan kita. Kini, tak ada cara lain bagi kita untuk menghadapinya selain berusaha untuk bangkit.

Cinta itu runyam. Bahkan lebih runyam dari matematika. Serunyam-runyamnya matematika, ada rumusnya. Cinta tidak. Yang sudah pasti ialah, ketika saling mencintai, kita mencoba untuk melakukannya sebaik mungkin. Dan ketika akhirnya harus berpisah, kita (harus) berusaha untuk membuatnya tuntas (halaman 160)

Pasalnya, dengan beursaha bangkit dan move on akan berdampak positif terhadap kehidupan, sehingga semangat lagi dalam menjalaninya. Kedua, dengan move on, kita pun dapat menghadapi dunia dan menata masa depan yang lebih cerah lagi. Tiga, dengan berusaha untuk move on dan bangkit, kita pun akan terhindar dari ledekan teman, karena kita terlihat tangguh dan kuat. Dengan demikian, kita dapat meraih kebahagiaan dan melupakan kesedihan di masa lalu (halaman 17)

Selain itu, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar bisa move on dari keterpurkan atau setidaknya dapat menjadi obat penenang. Adakalanya keseharian kita diisi dengan berbagai hal positif, menyibukan diri dengan hal produktif, bukan pasif atau hanya meratapi kesedihan. Jika kita merasa sakit hati karena mantan, maka apa salahnya jika kita membuka diri dengan mencari teman baru, kekasih baru, siapa tahu dengan kehadirannya akan mengobati diri kita yang sakit. Atau cara paling efektif ialah dengan menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat, khsususnya keluarga (halaman 138)

Beberapa hal tersebut akan menyadarkan kita, bahwa dalam menjalani hidup, setiap kita akan dihadapkan dengan berbagai hal dengan segala permasalahannya, ujiannya, sekecil dan seberat apa pun itu. Siap tidak siap, sanggup tidak sanggup, hanya satu solusinya; hadapi dan bangkit!

Pada akhirnya, kita pun akan bangkit lagi, tersenyum seperti sedia kala. Persis seperti di saat kita sedang bersamanya, atau bahkan lebih dari itu. Karena kita telah melihat dan menata masa depan yang lebih terang dibanding menengok ke belakang. 
 
 
SHARE

Nunu Nugraha

HSedang getol belajar nulis di koran. Puisi, cerpen, opini, dan resensinya telah nangkring di berbagai media, mulai dari lokal hingga nasional. Sesekali, nongol di media online. Kini, dia tengah berburu beasiswa dan tak ketinggalan, sedang berusaha mendapat restu calon mertua. Kalau mau nyapa @noe_aufa Twitternya. Nunu Nugraha Facebooknya.

  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 comments:

  1. move on menurutku emang sulit banget, apalagi kita sudah mencintai sepenuh hati. sulit untuk melupakan. aku ngalami soalnya..

    www.qurban-aqiqah.com

    ReplyDelete