Ragam Cerita
Aneka Rasa
Judul :
Hujan Pertama untuk Aysila
Penulis :
Edi AH Iyubenu
Penerbit :
Diva Press
Tahun
Terbit : Maret, 2015
Jumlah
Halaman : 184 halaman
ISBN :
978-602-7695-88-7
Di
dunia ini ada banyak cerita yang dapat kita kisahkan. Entah itu kisah
sedih, senang, bahagia, cinta, hingga kesetiaan. Ya, kesetiaan!
Termasuk dalam kumpulan cerpen berjudul Hujan
Pertama Untuk Aysila ini.
Edi
Ah Iyubenu selaku penulis, dalam kumcer terbarunya berupaya
menawarkan kisah cinta dan kesetiaan seorang gadis bernama Aysila.
Hampir seluruh cerpennya menggunakan nama Aysila sebagai tokoh
utamanya. Namun, lazimnya sebuah cerpen, penamaan tokoh yang sama
dalam setiap bangun ceritanya tak lantas kemudian membuat cerita yang
satu dengan lainnya saling berkaitan layaknya sebuah novel. Tidak.
Tidak sama sekali. Untuk
itu, pembaca dituntut untuk tuntas membaca kumcer ini secara utuh.
Jangan sepenggal-sepenggal. Sehingga penyimpulannya pun tidak
sepenggal-sepenggal pula.
Pada
sebagian cerpen-cerpennya, Edi AH Iyubenu menggunakan gaya surealis,
dan sebagian lainnya tidak. Sehingga, melalui cerpen ini penulis
ingin membuktikan kepada pembaca bahwa sebuah karya akan lebih
mempesona jika disuguhkan dengan imajinasi yang berpikir. Penulis
memberlakukan tulisan-tulisannya seperti halnya dia sedang bersolek.
Pembaca
tak hanya disuguhkan cerita yang menawan, pembaca pula akan
terhipnotis dengan diksi-diksi yang memukau, termasuk dengan setting
yang
sangat detail dalam setiap bangun ceritanya. Sehingga pembaca akan
terbawa suasana, dan seolah masuk menjadi bagian dari setiap cerita
yang disajikan.
Selain
itu, buku ini disertai dengan gambar ilustrasi disetiap cerpennya.
Hal itu sangat membantu pembaca untuk lebih menikmati akan kisah yang
telah penulis hidangkan.
Hujan
kian mengendur. Hujan kian menyusut. Tapi tidak dengan sepasang
kelopak mata Aysila yang katup. Air hangat yang tak lagi sanggup
dibendung tanggul hatinya yang kian nganga dibabat luka begitu deras
menetas di pematang matanya. Berjatuhan ke pipinya, lalu sebagiannya
hinggap ke dagu dan lehernya, dan sebagian lainnya jatuh ke tanah,
larut bersama air hujan, kemudian lesat entah ke mana (hal 28 dalam
Hujan Pertama Untuk Aysila)
Ya,
begitulah, Edi AH Iyubenu mempergunakan bahasa dan kelincahan diksi
dalam bercerita. Rasa-rasanya, jika ada seseorang yang bertanya pada
saya, buku apa yang enak untuk dibaca? Maka, saya rasa buku inilah
jawabannya.
***
*Dimuat di Koran Madura, 18 September 2015
0 comments:
Post a Comment