Suguhan Karya Sastrawan besar Asia
Judul : Dijual Keajaiban
Penulis : Gao Xingjian, Khariyah Ibrahim as-Saqqaf, Naguib Mahfouz,
Orhan Pamuk, RK Narayan, Salman Rushdie, Taufiq el-Hakim, Yuko
Mishima, Yusuf Idris.
Penerjemah : Tia Setiadi
Penerbit : Diva Press
Cetakan : 1, Desember 2015
Tebal : 228 Halaman
ISBN : 978-602-391-049-6
Dijual Keajaiban, merupakan
salah satu dari delapan cerita lainnya yang dikarang oleh
pengarang-pengarang besar asia yang terdapat dalam kumcer ini.
Karya-karya pilihan tersebut akan menyihir seiap pembaca, baik dari
segi alur, penokohan, tata bahasa, maupun rasa cerita. Ya, rasa!
Seperti yang diutarakan Bernard Batubara dibagian prolognya, bahwa
terjemahan Tia Setiadi tidak hanya akurat pada tataran bahasa,
melainkan juga rasa (halaman 6)
Sebagai
suguhan pembuka, pembaca akan dikejutkan dengan kepiawan Gao Xinjian
memainkan kata dalam cerita berjudul Di
sebuah Taman. Selain
piawai dalam memainkan kata, Gao Xinjian juga sempat meraih Nobel
Prize (2000). Bagi kita yang baru pertama kali membaca karyanya,
begitu membaca cerpennya, seketika akan terbius untuk segera
melanjutkannya hingga tuntas.
Menunggu seseorang itu
mengerikan. Agaknya sekarang pria muda-lah yang tak menepati janjinya
untuk kencan. Apa terlalu banyak perempuan muda di kota ini? Ah, kota
ini tak pernah kekurangan lelaki muda, hanya saja terlalu sedikit di
antara mereka yang baik. Kalau perempuan yang jatuh cinta lebih
dahulu, pasti selalu sial, petikan
cerpen Di Sebuah
Taman (halaman
19)
Berikutnya,
setelah dikejutkan dengan karya memukau Gao Xinjian, pembaca
lagi-lagi akan dimanjakan dengan suguhan karya bertajuk Pembunuhan
cahaya di Alir Sungai karya
Khayriyah Ibrahim as-Saqqaf. Cerpen ini bergaya surealis dengan
penyajian gaya bahasa yang mudah dicerna.
Jarak antara semua gerakan itu
adalah jembatan antara hatiku dan hati mereka, antara jiwaku dan jiwa
mereka. Tatkala aku melihat jembatan itu hancur, gerakan itu pun
bertubrkan dengan ruang kosong
(Pembunuhan Cahaya
di Alir Sungai, halaman 30)
Pada
bagian ketiga, dan ke empat, pembaca akan disuguhkan dengan cerita
yang cukup menawan dengan Qismati
dan Nasibi karya
sastrawan besar sekaliber Naguib Mahfouz, dan Memandang
ke luar Jendela karya
Orham Pamuk. Dari kedua penulis tersebut, karya Orhan Pamuklah yang
paling memikat. Selain permainan katanya yang lincah juga logika
ceritanya cukup meyakinkan.
Memandang ke luar jendela adalah
sebuah hiburan penting sehingga tatkala televisi pada akhirnya datang
ke Turki, orang-orang bertindak sama di depan kotak ajaib itu dengan
yang mereka lakukan di depan jendela-jendela mereka. Saat ayahku,
paman-pamanku, dan nenekku menonton televisi, mereka berdebat tanpa
melihat satu sama lain, terkadang mematikannya sementara waktu
(halaman
66)
Selebihnya, pada bagian lain, pembaca juga akan dihadapkan dengan
suguhan karya yang tak kalah hebatnya. Bahkan langsung terpikat dan
jatuh hati pada bacaan pertama sebagai sebuah karya yang cukup
mengesankan. Nama-nama seperti, RK Narayan, Salman Rushdie, Taufiq
el-Hakim, Yuko Mishima, Yusuf Idris akan mengejutkan pembaca,
khususnya bagi kalangan awam yang baru pertama kali mengenal dan
membaca karyanya.
Ada hukum dan prinsip-prinsip
pembimbing kehidupan yang harus dipatuhi; pencuri tak mencuri dari
pencuri lainnya; tak seorang pun yang menyalahkan orang lain atas
profesinya; dan tak seorang pun berani berbicara tentang hal-hal yang
melukai perasaan umum (halaman 191)
Benar-benar
sebuah suguhan karya sastra yang memukau yang akan membuat pembaca
tersihir dan terkagum seolah menjadi pelaku cerita yang mengalami
sekaligus merasakannya.
Selamat
menikmati suguhan karyanya!
#NB: Resensi ini dimuat di Kabar Madura, 08 April 2016
0 comments:
Post a Comment